Angkutan kota berjalan lambat. Penumpang di dalamnya baru sedikit. Beberapa kali dia ngetem untuk menanti penumpang. Hal ini bukan sesuatu yang baru yang pernah kita temuakn, hal ini sering kali terjadi didalam kehidupan kita sehari-hari. Penumpang harus bersabar menanti sopir kembali mengijakan kakinya pada pedal gas melanjutkan perjalanan. “Tunggu penumpang penuh,” ujar sopir.
Angkutan kota dan bus umum kini memang sudah kehilangan pesonanya. Moda transportasi itu ditinggalkan penumpang, yang lebih memilih kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil. , Tegar Gilang 17 tahun memilih mengegas motornya ke sekolah ketimbang harus naik angkutan dari rumahnya di Dasana indah Bonang
Kalau menggunakan angkot, dia menghabiskan uang Rp.10 ribu untuk pergi-pulang. “Kalau pakai motor, cuma habis Rp. 5000,” katanya. Belum lagi waktu tempuh yang dia habiskan. Dengan naik sepeda motor, dia hanya memerlukan waktu 1 jam. “Kalau pakai angkot, bisa dua jam” .
Menanggapi hal ini, Dimmas Roro Willis seorang Dinas Perhubungan mengatakan trayek angkutan umum harus di revisi. “Karena kota itu tumbuh dan berkembang,” ujarnya. Karena itu Dinas Perhubungan perlu dilibatkan dalam perencanaan tata kota.
Akibat trayek yang tidak sesuai dengan pola pemukiman, angkutan umum kurang diminati dan warga memilih menggunakan angkutan pribadi. Tercatat di JABODETABEK ada sekitar ± 300 mobil baru dan 1000 motor baru. Artinya, angkutan umum tidak dapat memberikan kemudahan sarana transportasi.
Akibatnya jumlah kendaraan yang melintas dengan ruas jalan tidak seimbang. Namun, penambahan ruas jalan bukan menjadi satu-satunya solusi. Jalan di fungsikan untuk mengatur lalu lintas bukan untuk menampung arus lalu lintas. Jadi jika jalan di tambah maka kendaraan akan bertambah juga.
OPINI : Kemacetan di jakarta sudah cukup parah sebetul nya, penambahan ruas jalan bukan salah satu solusi nya karena jika di tambah ruas jalan akan terus bertambah juga volume mobil-mobil baru, dan motor-motor. begitu juga pembawa motor yang ugal-ugalan memasuki trotoar yang seharusnya untuk jalan kaki di gunakan untuk jalur motor, pelanggaran rambu lalu lintas yang menyebabkan macet dan kecelakaan, penggunaan jalur busway yang seharusnya untuk busway saja bukan motor dan mobil harus di hentikan
Seharus nya volume mobil-mobil dan motor-motor harus dikurangi, penertiban angkutan umum yang berhenti sembarangan, parkir-parkir mobil motor yang sembarangan dengan di kenakan denda yang seharusnya , seperti sekarang yang sudah di operasikan oleh DISHUB dengan mengempeskan ban-ban motor , dan menggembokan ban mobil dengan rantai lalu di gembok, dan penggunaan jalur busway jika mobil melintasi jalur busway akan di tangkap dan denda sebesar 1jt, motor dikenakan 500rb. kalau proses itu berjalan dengan lancar dampak positif nya akan berguna, seperti polusi udara berkurang, kemacetan berkurang, dan jakarta tidak separah sekarang lagi.
Komentar
Posting Komentar