Manusia
dan Cinta Kasih
A. Pengertian Cinta
Menurut Scott Peck, Cinta adalah
keinginan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan
spiritual sendiri atau perkembangan spiritual orang lain. Cinta sejati selalu
membawa pertumbuhan, bukan bersifat posesif yang obsesif (keinginan memiliki
dilandasi motivasi yang salah, yaitu hanya untuk menyenangkan diri sendiri).
Cinta dalam pertumbuhan, yaitu: Cinta itu membawa kebaikan bagi seorang yang
sedang mencintai dan bagi seorang yang dicintai. Tidak membuat seseorang
tertekan, dipaksa untuk mencintai, atau mengorbankan sesuatu secara salah
dengan alasan cinta. Banyak remaja salah mengartikan cinta dengan jatuh cinta, namun sayangnya,
pengalaman jatuh cinta itu hanya sementara, dengan siapapun seseorang jatuh
cinta, cepat atau lambat, perasaan itu akan hilang dalam suatu kurun waktu
tertentu.”
Cinta yang sejati bukanlah perasaan meluap-luap yang menguap,
atau hanya diukur dalam waktu yang singkat, tetapi cinta itu membutuhkan suatu
proses.
Seperti yang
dikatakan oleh Les Parrott III dan Leslie Parrott ialah :
"Cinta adalah suatu campuran yang aneh
dari hal-hal yang bertentangan. Di dalam cinta terkandung kemarahan, kegairahan, dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan
kebebasan. Paradoks cinta yang paling mendasar adalah bahwa dua menjadi satu,
namun tetap dua".
Tetapi menurut Sujarwa
dalam bukunya, secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai paduan rasa
simpati dua makhluk, yang tak hanya sebatas dari lelaki dan wanita.
“Cinta kasih sejati tak mengenal iri, cemburu,
persaingan, dan sebagainya, yang ada hanyalah perasaan yang sama dengan yang
dicintai, karena dirinya adalah diri kita, dukanya adalah duka kita, gembiranya
adalah kegembiraan kita. Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan,
sedangkan ketidakmampuan membahagiakan atau meringankan beban yang dicintai
atau dikasihi adalah suatu penderitaan".
Cinta bisa juga diibaratkan sebagai seni sebagaimana halnya
bentuk seni lainnya, maka diperlukan pengetahuan dan latihan untuk
menggapainya. Cinta tak lebih dari sekedar perasaan menyenangkan, untuk
mengalaminya harus terjatuh ke dalamnya. Hal tersebut didasarkan oleh berbagai
pendapat berikut:
- Orang melihat cinta
pertama-tama sebagai masalah dicintai dan bukan masalah mencintai. tetapi mendorong manusia untuk selalu mempermasalahkan bagaimana supaya
dicintai, atau supaya bisa menarik orang lain.
- Orang memandang masalah cinta
adalah masalah objek dan bukan masalah bakat. tetapai untuk mendorong manusia
untuk berpikir bahwa mencintai orang lain itu adalah soal sederhana,
sedangkan yang sulit adalah mencari objek yang tepat untuk mencintai atau
dicintai.
B.Pengertian
Kasih
Menurut Erich Fromm
cinta adalah suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adalah
suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari
cinta adalah adanya kreatifitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek
memberi dan bukan hanya menerima. Kata cinta mempunyai hubungan pengertian
dengan konstruk lain, seperti kasih
sayang , kemesraan , belas kasihan , ataupun dengan aktifitas pemujaan.
Secara luas, kasih sayang
dapat diartikan sebagai perasaan cinta, atau perasaan suka. Dalam kasih
sayang menuntut adanya dua belah pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu yang
mengasihi dan yang dikasihi. Dalam pengalaman hidup sehari-hari, kehidupan
seseorang akan memiliki arti yang lebih besar jika mendapatkan perhatian dari
orang lain. Jika demikian, perhatian merupakan salah satu unsur dasar dari rasa
cinta kasih.
Dalam diri manusia ada dua hal yang dapat menggerakan prilaku,
yaitu akal budi dan nafsu. Perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber hal
tersebut, yaitu perasaan cinta yang digerakan oleh akal budi, serta perasaan
cinta yang digerakan oleh nafsu. Cinta yang digerakan oleh akal budi disebut
tanpa pamrih atau cinta sejati, sedangkan cinta yang digerakan oleh nafsu
disebut cinta pamrih. Cinta tanpa pamrih adalah hati yang baik, sedangkan
cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau cinta demi diri sendiri. Cinta
sejati tak ada kehendak untuk memiliki ataupun menguasai, yang ada hanyalah
rasa solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan dengan yang dicintai dan
tumbuh secara wajar bersifat sukarela. Cinta kasih sejati tak ada hubunganya
dengan kenikmatan atau keinginan. Cinta kasih yang sejati tak menimbulkan
kewajiban, melainkan tanggung jawab, tidak menuntut balas, lebih banyak memberi
dari pada menerima.
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “Makna Kasih” mengatakan jika seorang pemuda jatuh cinta pada
seorang gadis secara serius, maka ia akan terlempar keluar dari cinta dirinya
sendiri, dan ia mulai hidup untuk orang lain. Sedangkan Yose Ortega Y. Gasset dalam “One Love” mengatakan bahwa di kedalaman sanubari
seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya.
persatuan tersebut bersifat kebersamaan yang mendasar serta melibatkan seluruh
eksistensinya.
Puisi Cinta Kasih dan Analisa nya
Untukmu Ibu
Oh.... Ibu
ibu..
kenapa aku menyebutmu ibu..
kenapa aku memanggilmu ibu..
kenapa aku selalu ingin menamakanmu ibu…
ibu..
karena engkau telah memberi yang tak dapat di beri oleh siapapun..
engkau mengasihi tak sebanding dengan kasih apapun..
engkau juga memberi kehidupan, semangat serta cinta tak seperti cinta siapapun..
Ibu..
aku masih sering melupakanmu..
aku terlalu sering berdosa padamu..
aku bahkan terlalu sering mangampangkan hidupku tanpamu..
Nyatanya aku masih tak bisa hidup tanpamu..
Ibu..
masih banyak kesempatan yang terlewat..
aku masih terlalu egois untuk berani tak membutuhkanmu..
masih sering aku memikirkan yang lain tanpa memperdulikanmu..
dan bahagia itu sering kutinggalkan demi urusan tak pentingku..
Analisa :
Karena sosok seorang IBU dalam kehidupan kita saat sakit , senang , maupun duka secara tanpa kita sadari kita akan selalu mengingat Sosok ibu yang sudah memberi kita kasih sayang , dan cintanya yang begitu tulus yang telah melahirkan kita dan merawat kita sampai saat ini. karena sesabar nya seorang ayah Tidak lebih hebat Sabar nya seorang ibu.
Dan kasih sayang nya tidak terkira kepada kita yang begitu tulus, tanpa memikirkan diri nya sendiri. dan satu hal yang dia pikirkan ialah kasih sayang yang tulus, yang diberi nya kepada kita anak nya dan untuk membahagiakan anak nya.
Tetapi, terkadang kita suka lupa akan kasih sayang nya , dengan membohongin nya , merasa kita paling benar dan egois dengan melawan setiap kata-katanya , tetapi tetap saja kita selalu membutuhkan seorang Ibu yang kasih sayang nya melebihi apapun .
Dengan rasa egois yang masih tertanam seolah-olah kita tidak membutuhkan ibu , yang tidak memperdulikan nya ketika dia sakit, merasa kita masih bisa menjalani nya sendiri, dan terlalu sibuk mementingkan urusan pribadi tanpa memperdulikan ibu yang tidak penting sama sekali.
Tetapi kita akan selalu membutuhkan sosok Seorang IBU sampai kapanpun
Kesimpulan :
Rawat lah dan cintailah dengan kasih sayang kepada IBU mu , sebagaimana beliau merawatmu dari kecil, mengandungmu selama 9bln, dan telah mengajarkan kita dari kecil sampai sekarang . maka dari itu sebelum semuanya terlambat. karena hal nya kita akan begitu sangat merasa menyesal ketika kita sudah di tinggalkan Seorang IBU yang kasih sayaang nya begitu tulus melebihi apapun.
Referensi :
( Stephen Palmquis, Pohon Filsafat The Tree of Philosophy, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Sujarwa, Manusia dan Fenomena Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005). Pius Abdillah P & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Popular Lengkap, (Surabaya: ARKOLA).
Sumber Gambar :
Komentar
Posting Komentar