BEKERJA SAMA DALAM TEAM (KELOMPOK) ATAU TEAM WORK




Pengertian Kelompok 

Kelompok adalah orang yang memiliki kepentingan yang sama dan memiliki beberapa landasan interaksi yang sama. Mereka diikat bersama oleh serangkaian hubungan sosial yang khas. Kelompok dapat terorganisasi secara ketat dan berjangka panjang, namun juga dapat bersifat cair dan sementara.  Kelompok dapat terdiri atas dua orang (dyadlduo), tiga orang (tryadltrio), empat orang (kwartet), dan seterusnya sampai puluhan atau bahkan ribuan orang. 

Semakin banyak anggota kelompok, semakin kecil kesempatan terjadinya interaksi sosial yang mendalam antar-sesama anggota kelompok. Sebaliknya, semakin kecil atau sedikit jumlah anggota kelompok, semakin besar kesempatan terjadinya interaksi sosial yang mendalam antar-sesama anggota kelompok.

Karakteristik Kelompok

Karakteristik Umum Kelompok Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategorinorma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para anggota kelompok.

Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rincibagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatukelompok harus membuat keputusan.Karakteristik Kelompok:Beberapa ahli mengatakan bahwa dalamsuatu kelompok terdapat ciri - ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih.
2. Adanya interaksi yang terus menerus.
3. Adanya pengembangan identitas kelompok. 
4. Adanya norma – norma kelompok. 
5. Adanya diferensiasi peran.
6. Peran yang saling tergantung.
7. Produktivitas bertambah atau meningkat.
8. Saling membagi tujuan yang sama.

Tahapan Pembentukan Kelompok

Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada 1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan. Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.

Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming untuk melengkapi teori ini :

Tahap ke-1 Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.

Tahap ke-2  Storming

Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus mereka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. 

Namun ada pula beberapa kelompok yang mandek pada tahap ini. Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.

Tahap ke-3 Norming

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.

Tahap ke-4 Performing

Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi. Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak diambil oleh kelompok.

Tahap ke-5 Adjourning dan Transforming

Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada perubahan anggota kelompok.

Kekuatan Team Work

Ada 8 kata kunci dalam TEAMWORK yang memegang peranan yang sangat vital di dalam proses keterkaitan dan keterikatan anggotanya. Tanpa kerja sama yang benar dan terpadu dari semua anggota, mustahil organisasi akan langgeng dan mencapai sukses. Kita dapat mempelajari 8 kata kunci teamwork sebagai berikut:

1. T= Total Commitment (komitmen penuh)

Komitmen adalah tekad kuat untuk mewujudkan suatu goal yang ingin dicapai dalam organisasi. Komitmen dapat dijadikan sebagai pembuka awal kerja sama, sekaligus penutup dalam pencapaian sebuah tujuan. Seperti sebuah rangkaian berkesinambungan yang membutuhkan integritas dalam komitmen untuk mewujudkan kerja sama. Dengan komitmen penuh, semua anggota akan berupaya memberikan kontribusi terbaik dan sekuat tenaga demi kejayaan bersama.

Tantangan sebuah komitmen penuh dan kuat adalah simpan seutuhnya tujuan dalam pikiran dan terjemahkan dalam praktik sepenuhnya setiap hari tanpa henti sampai berhasil.

2. E= Empathy (empati dan mendengarkan)

Kemampuan bersikap empati terhadap anggota lain dengan mendengarkan semua pendapat adalah awal komunikasi yang benar. Apa pun pendapatnya, benar atau salah, dapat disaring dan diolah menjadi kesimpulan bagi semua orang.

Pemimpin dapat memberikan pelatihan sebagai bagian dari empati kepada tim kerjanya agar terbentuk “merasa diberdayakan” dan dipedulikan. Pemberdayaan dari aspek mendengarkan dan pelatihan menghindarkan “suasana penuh kritik” dan saling melemahkan antar-anggota. Membuat setiap orang merasa kehadirannya dibutuhkan dan berarti sebagai bagian integral dari kerja sama.

3. A= Adversity Management (mengelola kesukaran)

Prinsip kompetisi (reward vs punishment) diciptakan agar setiap orang bekerja sebaik mungkin. Dibutuhkan peran seseorang yang mampu mengelola kesukaran dan tantangan dalam menjembatani pemahaman ini. Dalam persaingan bisa timbul gesekan dan konflik antar-anggota, karena semua orang berusaha menunjukkan kinerja terbaiknya.

Mengelola kesukaran atau adversity management perlu melibatkan peran aktif semua anggota, dengar pendapat, panduan, dan sikap tegas pemimpin. Tantangan dan kesukaran terbesar adalah mengelola kerja sama dalam organisasi dan secara bersamaan mendorong setiap anggota untuk bersaing dengan fair dan terbuka memberikan yang terbaik kepada organisasi.

4. M= Mutual Respects (sikap hormat melahirkan apresiasi)

Menciptakan sikap respek terhadap sesama anggota dalam organisasi menumbuhkan kebersamaan dan saling peduli. Sikap hormat keluar organisasi akan menciptakan apresiasi dari masyarakat dan menumbuhkan penghargaan bahwa organisasi memiliki anggota-anggota yang bernilai bagi orang lain.
Tumbuhnya sikap hormat kepada siapa pun adalah proses pendidikan bahwa setiap individu adalah subjek yang penting. Melaksanakan sikap hormat adalah bagian pembelajaran dan apresiasi terhadap nilai budi pekerti yang bisa tumbuh berkembang dalam organisasi.

5. W= Worship in God (berdoa, memberikan kekuatan)

Banyak orang yakin bahwa sukses bukan sekadar hasil dari kemampuan dan kerja keras saja. Ada kekuatan “invisible”, yaitu doa kepada Sang Pencipta yang memberikan kekuatan di dalam perjuangan yang kita hadapi. Kita bisa membiasakan agar sebelum bekerja, semua anggota berdoa memohon kekuatan Yang Di Atas agar dapat membantu mengatasi persoalan dan hambatan yang sering menghadang proses kerja sama.

Berdoa memberikan kekuatan besar yang tidak terlihat dan sering membantu terjadinya “keajaiban sukses” seiring proses kerja keras dan konsistensi dari upaya untuk mencapai tujuan bersama.

6. O= Ownership to the goal (kepemilikan kepada tujuan)

Cara terbaik agar semua orang berpartisipasi  memberikan kontribusi terbaik adalah selalu mendengungkan ke dalam pikiran bahwa tujuan organisasi adalah milik kita semua. Keberhasilan organisasi adalah keberhasilan setiap anggota juga.

Membentuk mindset kepemilikan dalam benak anggota akan menumbuhkan sikap tanggung jawab, dewasa, dan mandiri dalam setiap pelaksanaan tugas. Ownership menciptakan suasana dinamis dan sukacita, dan setiap anggota akan mempertahankan sekuat tenaga proses dan tindakan rasa kepemilikan demi sukses mencapai tujuan bersama dalam organisasi.

7. R= Relinquishment of ego (membuang rasa ego)

Membuang ego pribadi bukan hal mudah. Banyak orang merasa dirinya paling hebat, dibutuhkan, dan paling berperan. Organisasi yang sehat berisikan anggota yang mampu membuang rasa ego demi kebaikan bersama. Membuang ego dapat dipraktikkan dengan membuang gengsi dan sikap tidak mau kalah.

Harmonisasi kerja sama dapat dibentuk melalui komunikasi yang benar dan sehat. Berpikir dan bertindak dengan ego bersama yang setara adalah kesuksesan kerja sama. Ego dapat dikelola dengan cara meminta bantuan kepada anggota sesuai dengan porsi dan keahliannya dan tanyakan kepada setiap anggota apa yang bisa dibantu.

8. K= Kinetic Leadership (kepemimpinan energi gerak)

Keunggulan organisasi yang kuat yaitu memberikan kesempatan sepenuhnya kepada para pemimpin di dalamnya untuk mengeksplorasi dan mengangkat semua kemampuan dan hasil kerja terbaik anggotanya. Setiap anggota akan semakin terungkit jika mengetahui bahwa peran dan kehadirannya berguna bagi organisasi.

Pemimpin menggerakkan anggotanya untuk lebih berkarya dan berkontribusi, seperti melakukan suatu energi gerak kinetik, yaitu mendorong anggotanya bergerak maju melakukan tugas dan tanggung jawabnya seoptimal mungkin demi sukses bersama.

Kunci keberhasilan sebuah TEAMWORK lebih ditentukan oleh sinergi semua anggota termasuk pimpinan dalam organisasi. Kunci sukses kerja sama terletak kepada kapasitas dan daya guna setiap orang memberikan nilai tambah dan manfaat bagi kemajuan dan keberhasilan organisasi mencapai tujuan bersama.
Written by Hendar on October 1, 2014

Implikasi Manajerial


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen.

Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :

1) Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan

2)  Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.

Implikasi manajerial dalam hal pembentukan kelompok sangat terlihat pada pembentukan team work pada suatu perusahaan. Perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses operasional usaha mereka melalui team work. Pemimpin perusahaan juga dapat lebih mudah dalam mengontrol tenaga kerja mereka sehingga dapat memberikan apresiasi sesuai dengan hasil pencapaian baik secara umum melalui team work maupun secara khusus melalui anggota-anggotanya.

Sumber :

Sosiologi,Hal :81- 84, Penerbit : PHiBETA, Penulis : Saptono dan Bambang Suteng S.2006.Jakarta).http://www.artikelsiana.com/2014/09/pengertian-kelompok-jenis-jenis-kelompok.html (22 Juni 2015 , pukul  07.44).

Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S.Soemargono.TiaraWacana,Yogyakarta. http://www.academia.edu/4626796/Definisi_Kelompok (22 Juni 2015, pukul 08.19).


Wongso,Andrie. http://www.jogjaleker.com/teamwork/ . ( 22 Juni 2015, pukul 09.27).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NUSA TENGGARA BARAT

Pengertian Bluetooth, Fungsi Dan Cara Kerjanya

Sejarah Windows OS Sampai Sekarang